Jumat, 23 November 2012

Automatic Processing


Automatic (otomatis) adalah suatu kemampuan harus terjadi tanpa tujuan/maksud, tetap berada diluar kesadaran dan tidak dipengaruhi dengan aktivitas mental lainnya. Automaticity adalah salah satu karakteristik proses kognitif dimana komponen perilaku dipraktikan dengan konsisten dan dilakukan dengan cepat, dengan usaha minimal atau dengan alokasi perhatian pada pengolahan stimulus.
Otomatisasi adalah proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan berubah dari sangat disadari menjadi relative otomatis (Sternberg, 2008). Proses automatic (otomatis) secara umum berkembang dengan lambat dan diperlukan latihan lebih dari ratusan kali. Automaticity mengurangi permintaan dalam sumber daya atensi, membebaskan kapasitas yang tersedia untuk aktivitas lainnya.
Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan lebih dari satu hal/aktivitas pada satu waktu. Konsep LaBerge (dalam Solso, 2007) mungkin dapat membantu menjelaskan perilaku manusia dalam kondisi penuh tekanan. Meskipun simulasi mungkin tidak dapat menyamai pengalaman yang sesungguhnya, simulasi dapat membuat beberapa proses kognitif (yang terlibat dalam pengalaman yang sesungguhnya) menjadi otomatis.
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Sydner (dalam Solso, 2007), yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis :
·         Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar.
Dalam eksperimen-eksperimen priming, dampak tejadi tanpa adanya niat atau tujuan dasar dari partisipan penelitian. Kata pemicu atau prime ini ditayangkan dengan sangat cepat sehingga partisipan tidak menyadarinya.
·         Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
Sebagaimana ditunjukkan dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Kita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis.
·         Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali).
Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu tanpa berpikir. Tindakan-tindakan tersebut terjadi secara otomatis dan tanpa memerlukan usaha.
            Studi-studi tentang otomatisasi penting karena mengajari kita bahwa dalam aktivitas-aktivitas kognitif kita yang rumit, terdapat suatu proses yang berlangsung diluar pengalaman sadar. Penampilan atau kinerja yang terampil dalam aktivitas-aktivitas tersebut mungkin membebaskan kita untuk lebih memusatkan kesadaran kita pada aktivitas-aktivitas sulit dan menantang yang memerlukan atensi.

Daftar Pustaka
Sternberg, R.J.(2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Senin, 19 November 2012

Pertanyaan Fitur Analisis & Pencocokan Prototype


v  Pertanyaan Fitur Analisis
1) Apa perbedaan dari fitur analisis dengan bottom up ?
2) Berapa lama efek samping dari fitur analisis dan kenapa ?
3) Adakah persamaan antara fitur analisis dengan perspektif kanonik ?

Jawaban:
1)  Tidak ada perbedaan antara fitur analisis dengan bottom up, karena fitur analisis termasuk bagian dari bottom up.
2)   Tergantung dari sudut pandang kita yang melihat, karena ada yang melihat dengan respon yang cepat dan singkat, ada pula yang melihat memerlukan beberapa waktu untuk menangkap objek yang muncul.
3)  Jika fitur analisis adalah suatu pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit, sedangkan perspektif kanonik adalah sudut pandang terbaik untuk merepresentasikan (menggambarkan) suatu objek, atau suatu citra (image) yang pertama muncul di pikiran Anda saat mengingat suatu bentuk.
      Beda :
karena perspektif kanonik dilihat dari sudut pandang, sedangkan
Fitur analisis yaitu menganalisa benda saat awal kita melihat dari bentuknya

v  Pertanyaan Pencocokan Prototype
1) Michael Jackson menghilangkan wajah aslinya, bagaimana menurut pandangan pencocokan prototype ?
2)   Apa persamaan dari pencocokan prototype dengan pencocokan template ?
3)   Apa maksut dari nilai rata-rata (mean) dalam teori tendensi sentral dan dalam teori frekuensi atribut ?
4)   Bagaimana kesalahan persepsi pada pencocokan prototype ?

Jawaban :
 1)    Michael Jackson tidak termasuk pencocokan prototype, karena dirubah total wajahnya, pada awalnya terjadi perubahan sedikit masih termasuk pencocokan prototype karena masih dapat mengenali sosok tersebut, tetapi saat Michael Jackson berubah total, kita menjadi merubah pandangan Michael Jackson yang baru yang dimasukkan ke dalam longterm memory.
2)   Pencocokan template dengan pencocokan prototype itu sama-sama mengenai pengenalan pola.
3)   Jika Teori Tendensi Sentral (Central-Tendensi Theory), contohnya : meskipun meja bervariasi tetapi yang awal kita melihat meja adalah suatu objek yang berbentuk persegi panjang, maka setiap objek yang kita lihat berbentuk persegi panjang, kita menyebutnya meja.
      Sedangkan Teori Frekuensi Atribut (Attribute-Frequency Theory), contohnya : meja itu memiliki empat kaki, jadi setiap kita melihat objek apapun yang memiliki empat kaki, maka kita menyebutnya meja.
4)     Kesalahan persepsi yang terjadi pada pencocokan prototype karena adanya kesamaan  stimulus.
      Contohnya : wajah seseorang terjadi kemiripan yang terkadang membuat kita salah mempersepsikannya, bagaimana kita yang melihat orang tersebut.


Pertanyaan Teori Gestalt & Perspektif Kanonik


v  Pertanyaan teori Gestalt
1). Berikan contoh common fate ?
2). Manfaat teori Gestalt dalam kehidupan nyata?
3). Berikan contoh hukum pragnaz?

Jawaban:
1). Seorang pengamat melihat 5 tangan yang diangkat menunjuk ke langit dan mereka menunjuk ke arah yang sama. Tangan yang menunjuk ke arah berlawanan akan menimbulkan kejanggalan, karena pengamat melihat hal tersebut dari satu kesatuan.
2).   Manfaat teori Gestalt alam kehidupan nyata.
Dalam proses belajar : - belajar berdasarkan keseluruhan, menghubungkan pelajaran yang
                                    satu dengan yang lain.
-    Proses belajar terjadi ketika individu mengalami suatu situasi baru. Dalam menghadapinya, manusia menggunakan pengalaman yang sebelumnya yang telah dimiliki.
-    Belajar dapat diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu tiap waktu
3).  Jika seorang mengamati sebuah atau sekelompok objek, maka orang tersebut cenderung memberi arti terhadap objek yang diamatinya, dengan memberikan kesan. Kesan yang memberikan arti terhadap objek mungkin didasarkan pada warna, bentuk,ukuran dan lainnya.

v  Pertanyaan perspektif kanonik
1)     Perbedaan antara pola pikir anak dan dewasa mengenai perspektif kanonik ?
2)    Apakah ada pengaruh perbedaan budaya terhadap perspektif kanonik dan berikan contoh?
3)     Apa yang dimaksud dengan anggota-anggota sejenis dan kategori?
4)    Berikan contoh dari esthetic criteria?

Jawaban :
 1). Tidak ada perbedaan antara pola pikir anak dengan dewasa karena kemampuan mengenal objek orang dewasa dengan dewasa sama.
2). Perspektif kanonik tidak dipengaruhi oleh budaya karena dalam mengenali benda persepsi kita sama. Contoh adalah sapi dalam wujudnya sapi itu berbadan gemuk, berwana putih atau coklat, dan berkaki 4, dan semua orang yang melihat sapi pun pasti akan mempersepsikan sapi itu seperti itu. Namun dalam budaya, seperti di India sapi itu adalah hewan yang sangat dihormati dan dipuja dan tidak boleh dimakan, lain dengan negara-negara lainnya sapi itu hewan yang biasa dan dapat dikonsumsi.
3). Setiap anggota memiliki kategori yang sama seperti kucing,sapi, monyet dan lain-lain dapat digolongkan ke dalam kategori hewan mamalia.
4). Contoh dari esthetic criteria : ruangan yang bagus, bangunan yang indah, lukisan yang indah.


Attention

Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indera, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain. Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar. Proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sedangkan proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari oleh individu (Sternberg, 2008).
Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gambling, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan (focalization) kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif (James dalam Solso, 2007).
Lima isu terkait atensi diilustrasikan dalam contoh-contoh dibawah ini :
1.     Kapasitas pemrosesan dan selektivitas
Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternal dari dunia eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stimuli yang ada.
2.    Kendali
Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
3.    Pemrosesan Otomatis
Sejumlah besar proses rutin (seperti mengendalikan mobil) telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4.    Neurosains Kognitif
Otak dan sistem saraf pusat (CNS ; central nervous system) adalah pendukung anatomis bagi atensi, sebagaimana kognisi.
5.    Kesadaran
Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.

Keywords:  Teori Attention menurut Broad Bent adalah hasil sistem pemrosesan informasi yang kapasitasnya terbatas karena informasi yang kita serap juga terbatas. Menurut Solso adalah konsentrasi usaha mental terhadap peristiwa-peristiwa sensorik atau penginderaan atau peristiwa-peristiwa mental. Kita perlu menyaring informasi karena sumber daya kognitif yang kita miliki terbatas sehingga kita tidak bisa secara efisien memperhatikan semua sumber-sumber informasi sekaligus. Proses memilih sebagian informasi yang tersedia dari lingkunga kita disebut perhatian selektif. Bahkan, banyak dari kegiatan kita sehari-hari bergantung pada identifikasi visual dari suatu subkelompok sebuah objek yang tersedia dilingkungan kita. Dari pendekatan pemrosesan informasi, kita dapat mengkonsepkan perhatian selektif sebagai serangkaian tahap atau proses yang dimulai dengan pengenalan indrawi kejadian visual (input), kemudian melalui jalur kapasitas terbatas memutuskan informasi apa yang akan disaring keluar, dan berakhir pada pengalaman sadar kita akan kejadian visual tersebut.

Keterangan :

·         Sensation                         : Stimulus awal atau objek
·         Memories                        : Menentukan objek
·         Though Process                : Dibutuhkan atau tidak
·         Attention                         : Perhatian
·         Selective                          : Hanya memiliki satu tujuan
·         Terbagi                            : Ada tujuan bila melihat objek lain
·         Controlled Process            : Ada pertimbangan objek yang lain
·         Automatic Processing         : Tidak ada pertimbangan lain, satu tujuan

Daftar Pustaka
Strenberg, R.J.(2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga.


Minggu, 18 November 2012

Feature Detection


Para peneliti yang pertama kali mempelajari tentang human pattern recognition dalam cara yang sistematis yang disebut Psikologi Gestalt dikarenakan keyakinan mereka bahwa keseluruhan persepsi dari suatu objek (atau gestalt) adalah lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagian individual. Teori integrasi fitur mencakup dua tahap pengolahan : preattentive processing dan focused processing. Sebuah fitur tunggal, bagaimanapun, dapat diterima tanpa fokus tersebut. Teori Feature Detection menyatakan bahwa kita mempunyai sel-sel di dalam korteks penglihatan kita yang bergejolak hanya pada respon-respon stimulus tertentu.
Pandemonium merupakan salah satu sistem dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Sistem ini merupakan salah satu cara untuk menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang diindera oleh manusia. Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian Demmon (demon) yang berperan menganalisis pola-pola yang diindera. Masing-masing demon memiliki tugas yang berbeda-beda yaitu :

JENIS-JENIS DEMON & TUGASNYA
  • Image Demon (ID)
Jenis Demmon yang pertama, memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu mencatat gambaran atau citra (image) sinyal eksternal.
  • Feature Demon (FD)
Jenis Demmon yang kedua, bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri-ciri khusus pada pola, yaitu adanya garis-garis tertentu (misalnya: sudut, garis vertikal, garis horizontal, kurva).
  • Cognitive Demon (CD)
Jenis Demmon ketiga, yang bertugas mengamati respon-respon dari feature demon (FD), bertanggung jawab mengenali pola. Setiap cognitive demon digunakan untuk mengenali satu pola(misalnya : satu CD mengenali A; satu CD mengenali B; dll). Bila suatu CD menemukan tampang (feature) yang cocok, maka demon tersebut berteriak. Bila demon lain menemukan kecocokan tampang (feature) yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi lebih keras.
  • Decision Demon (DD)
Jenis Demmon yang keempat, yaitu bertugas mendengarkan hasil pandemonium dari cognitive demon (CD), lalu decision demon (DD) memilih teriakan CD yang berteriak paling keras sebagai pola yang paling besar kemungkinan terjadinya.

Eksperimen Miller (1962)
Ini merupakan salah satu eksperimen yang menunjukkan efek konteks terhadap hasil rekognisi sinyal. Dalam eksperimen ini, subjek diminta untuk mendengarkan serangkaian kata-kata: socks, some, brought, wet & who. Tiap-tiap kata diucapkan dalam macam-macam bunyi sedemikian rupa sehingga hasilnya tiap-tiap kata hanya dapat diidentifikasi sekitar 50% dalam waktu yang disediakan.
Pada kesempatan lainya, kata-kata tersebut disusun dalam urutan yang memberikan makna : who, brought, some wet, socks. Dan subjek diminta mengenali sekali lagi. Ketika katakata tersebut diucapkan dalam urutan tata bahasa, kinerja kognisi subjek meningkat secara dramatis. Dengan demikian petunjuk kontekstual dapat meningkatkan rekognisi secara meyakinkan.

PENTINGNYA KEMIRIPAN ANTARA PANDEMONIUM DENGAN SKEMA TEMPLATE
Kemampuan untuk menggunakan konteks membuat sistem persepsi manusia lebih tinggi kemampuannya atau superior dan lebih fleksibel dari pada sistem kognisi pola eletronik yang ada sejauh ini. Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana penggunaan informasi dari konteks. Namun demikian kita tahu bahwa konteks memainkan peran yang sangat besar dalam persepsi kita.
Peran Konteks :
v  Memberikan aturan-aturan sepanjang penyusunan persepsi kita
v  Membantu memprediksi
v  Memberikan interpretasi yang rasional terhadap hal-hal yang kita persepsi
Khususnya dalam rekognisi ataupun persepsi terhadap sinyal yang berupa bahasa, jika bahasa dibuat efisien atau jika seseorang kurang dapat menggunakan informasi kontekstual untuk memandu persepsinya, akhirnya komunikasi dapat menjadi proses yang menyakitkan dan berbahaya. Urutan operasi pandemonium yang sudah digambarkan diatas merupakan pemrosesan informasi yang memiliki ciri-ciri data-driven yaitu pemrosesan informasi yang diawali dari datangnya data penginderaan. Di dalam menganalisa informasi, harapan dan pembentukan konsep individu terhadap informasi yang diterimanya memainkan peran yang penting. Informasi yang berasal dari memori dikombinasikan dengan informasi yang berasal dari penginderaan. Pemrosesan informasi yang diawali dengan pembentukan konsep atau harapan individu disebut conceptually-driven.

Keywords: Teori Feature detection menyatakan bahwa kita mempunyai sel-sel di dalam korteks penglihatan kita yang bergejolak hanya pada respon-respon stimulus tertentu. Feature detection ini bergejolak ketika mereka menerima input ketika kita melihat suatu bentuk tertentu, warna, sudut, atau bentuk visual lainnya (Pastorino & Portillo, 2010). Hal yang paling dikenal dalam teori feature detection adalah pandemonium (Lindsey & Norman, 1972; Selfridge, 1959, dalam Friendenberg & Silverman, 2012). Ini diambil dari nama mental kecil “demons” yang mewakili pemrosesan suatu unit. “Demons” ini akan “berteriak” ketika merekognisi prosesnya, misalnya sebagai contoh huruf P.
1.    Stimulus, Hurus P, diwakili sebagai “image demon” yang mempertahankan keseluruhan dari huruf tersebut yang menyeluruh.
2.    Selanjutnya, “feature demons”. Ada satu “feature demon” untuk setiap kemungkinan ciri stimulus. “Features demons” berteriak jika melihat cirinya di suatu gambaran. Huruf P mempunyai satu garis tegak lurus dan satu lingkaran diatas, jadi huruf P mempunyai 2 “features demons”.
3.    Pada tahap selanjutnya ada“cognitive demons”. Satu dari setiap kemungkinan huruf. Jika demon-demon mengetahui ada yang sesuai dengan ciri dari huruf P, maka demon-demon akan berteriak dan cognitive demons akan berteriak paling keras.
4.    Dan yang terakhir ada “decision demons”. Decision demons akan mendengarkan cognitive demons, yang mana satu teriakan paling keras dipilih oleh cognitive demons sebagai huruf yang dikenali.
Untuk menggunakan pusat perhatian pusat perhatian mereka dalam mencari huruf-huruf abjad, Anda akan melihat dalam percobaan ini apa yang perlu mereka lakukan. Mencari satu fitur dapat dilakukan tanpa kita menggunakan perhatian penuh, secara otomatis, hampir mudah sekali.tapi jika dengan fitur-fitur yang di tempatkan secara acak, itu akan makin mempersulit pandangan untuk mencari fiture. Mencari sintesis dari dua fitur jauh lebih sulit. Hal ini juga memakan waktu lebih lama dalam mencari kombinasi dari dua fitur jika jumlah informasi yang ada di layar meningkat dan ada area yang lebih besar untuk pencarian.

Daftar Pustaka
Friedenberg, Jay., & Silverman, Gordon. (2012). Cognitive Science an introduction to the study of mind. London : Sage Publications, Inc.
Reynold, A. G. & Flagg, P. W. (1983). Cognitive Psychology second edition. Boston Toronto : Little, Brown and company.

Minggu, 04 November 2012


CBIS (Computer Base Information System)
Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem pembangkit informasi.
Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.

1.      Database
A.      Pengertian Database
Database adalah suatu koleksi komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Integrasi logis dari catatan-catatan dalam banyak file ini disebut konsep database. Database atau basis data, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.
B.      Tujuan Database
Dua tujuan utama dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai independensi data. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.
C.      Struktur Database
Hubungan eksplisit.
Satu pendekatan untuk menetapkan hubungan eksplisit antara catatan-catatan dari beberapa file  adalah dengan menyusun catatan-catatan tersebut dalam suatu hirarki, ini disebut struktur hirarki.
Hubungan implisit
Hubungan implisit, yaitu hubungan yang dapat dinyatakan secara tidak langsung dari catatan data yang telah ada. Data dalam database relasional ada dalam bentuk tabel-tabel yang disebut flat file. Flat file adalah suatu penyusunan data dua dimensi dalam kolom-kolom dan baris-baris.
D.     Perangkat Lunak Database
Perangkat lunak yang menetapkan dan memelihara integrasi logis antar file, baik eksplisit maupun implisit, disebut sistem manajemen database.
E.      Menciptakan Database
Menentukan kebutuhan data
Definisi dari kebutuhan data adalah langkah kunci mencapai CBIS. Nama yang diberikan untuk deskripsi dari semua data perusahaan adalah model data perusahaan.
F.       Menggunakan Database
Query adalah permintaan informasi dari data-base, dan query language adalah bahasa khusus yang user-friendly yang memungkinkan komputer menjawab query.
G.     Suatu Model DBMS
Manajer database adalah elemen paling penting karena menangani permintaan data para pemakai. Query language dan DML adalah bagian dari manajer data-base.
H.     Pengelola Database
Tugas DBA terbagi dalam empat area utama: perencanaan database, penerapan database, operasi database, dan keamanan database.
I.        Menempatkan Database dan DBMS dalam perspektif
Keuntungan DBMS :
-Mengurangi pengulangan data
-Mencapai independensi data
-Mengintegrasikan data dari beberapa file
-Mengambil data dan informasi secara tepat
-Meningkatkan keamanan
Kerugian DBMS :
-Memperoleh perangkat lunak yang mahal
-Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar
-Mempekerjakan dan mempertahankan staff DBA

2.      Sistem Pengolahan Data
    A.  Pengertian
Data adalah suatu penggambaran fakta , pengertian instruksi yang dapat disampaikan dan diolah oleh manusia atau mesin. Pengolahan data adalah bentuk pengolahan terhadap data untuk menbuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang diinginkan agar dapat digunakan. Sistem pengolahan data adalah sistem yang melakukan pengolahan data.
B.  Fungsi dan Tujuan
·         Fungsi dasar Pengolahan Data :
1.      Mengambil program dan data (masukan / input)
2.      Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan
3.      Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan
4.      Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan.
5.      Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.
·         Tujuan pengolahan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan yang akurat dan up-to-date.

C.  Metode Pengolahan Data
Pengolahan data system informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas metode teknologis dan manual.  Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting :
1. System manual ; semua operasi dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat penting seperti pensil ,kertas dan lain-lain.
2. Electromechanical ; suatu gabungan dari orang dan mesin misalnya seorang pegawai yang  bekerja dengan menggunakan catat kolom (posting machine)
3. Methode punched equipment ; Menggunakan penggunaan semua peralatan yang digunakan disebut sebagai suatu system warkat unit (unit record system).prinsipnya adalah bahwa data mengenai data seseorang,uatu objek atau suatu peristiwa biasanya dicatat (punched) dalam suatu kartu, sejumlah kartu yang mengandung data tentang subjek yang sama ( misalnya : data gaji) digabungkan bersama membentuk suatu objek.
4. Methode electric computer ; suatu susunan dari alat-alat masukan suatu unit pengolahan
     pusat (control processing unit ) dan alat alat keluaran.

D.  Pengolahan Data Pada Komputer
Pengolahan data pada komputer meliputi :
1.      Pengumpulan data; Sistem pengolahan data dirancang untuk mengumpulkan data yang menggambarkan tiap tindakan internal perusaahaan dan menggambarkan transaksinya dengan lingkungannya.
2.      Pengubahan Data; operasi pengubahan data mencakup : pengklasifikasian, penyortiran, pengkalkulasian, perekapitulasian, pembandingan.
3.      Penyimpanan Data ; Semua data harus disimpan disuatu tempat sampai ia diperlukan. Data tersebut disimpan dalam berbagai media penyimpanan, dan file yang disimpan disebut database.
4.      Pembuatan Dokumen; Sistem pengolahan data menghasilkan output yang dibutuhkan oleh perorangan atau kelompok baik di dalam maupun luar perusahaan. Yang termasuk dalam proses pengolahan data, antara lain :
·         verifikasi, 
·         pengorganisasian data,
·         pencarian kembali, 
·         transformasi, 
·         penggabungan, 
·         pengurutan, 
·         perhitungan / kalkulasi
·         ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan
·         pembentukan pengetah

E.  Sifat Pengolahan Data
Ada beberapa sifat pengolahan data yang membedakannya dengan area apliksi yang lain:
1.      Pengolahan data menjalankan tugas yang penting; Pengolahan data adalah aktivitas yang diperlukan.
2.      Mengikuti prosedur standar secara relative; Peraturan dan latihan yang diterima menjelaskan cara pengolahan data yang akan dilakukan.
3.      Menghimpun data yang detail atau lengkap. Karena record pengolahan data menunjukan aktivitas perusahaan secara lengkap, maka ia akan jadi alat untuk merekontruksi kembali tindakan/transaksi tersebut secara urut jika record diperlukan. Kronologi itu disebut dengan audit trail.
4.      Mempunyai fokus historis yang paling utama.
5.      Memberikan informasi pemecahn masalah minimal.

F.  Peranan Pemrosesan Data Dalam Pemecahan Masalah
Pengolahan data memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah dengan dua cara. Ia menghasilkan laporan standar yang merekapitulasi kondisi keuangan perusahaan, dan ia memberikan database dari data internal yang digunakanoleh subsistem CBIS yang lain.
Pengolahan data merupakan pondasi atau dasar untuk pembuatan system pemecahan masalahyang lain, khususnya MIS dan DSS. Langkah pertama dalam memberikan dukungan computer bagi manajer untuk memecahkan masalah adalah dengan mengimplementasikan system pengolahan data dengan suara.

3.      Sistem Informasi Manajemen
A.      Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) (management information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akutansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia.

B.      Tujuan Umum

·         Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
·         Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
·         Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
      Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).

C.      Proses Manajemen

Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
·         Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
·         Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
·         Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternatif disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai dan jasa

D.     Bagian

SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
·         (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
·  Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
·  Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
·         Sistem informasi personalia (personal information systems).
·         Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
·         Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
·         Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
·         Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
·         Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
·         Sistem informasi analisis software
·         Sistem informasi teknik (engineering information systems).
·         Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).

4.      Sistem Penunjang Keputusan
Pembuatan Keputusan
Dalam  pembuatan  keputusan  ada  dua  orang  yang   artian  pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg.
A.      Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi  Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu  bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.
Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masingmasing memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
Aktivitas  intelegensi,  yaitu  mencari  kondisi  dalam  lingkungan  yang  memerlukan pemecahan
Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.
Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.
Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.
B.      Keputusan menurut Mintzberg
Mintzberg   terkenal   dengan   teorinya   mengenai   peranan   manajerial,   teori   ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi,  dan  peranan  desisional  mengemukakan  bahwa  manajer  menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi. Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.


Pengalokasi  sumber,  dengan  peranan  sebagai  pengalokasi  sumber                                              (resorce
(alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.
Negosiator,  dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan  yang  muncul  dalam  perusahaan  dan  perselisihan  yang  terjadi  antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.

·         DSS (Decision Suport system)
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Timesharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer.
Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen.
Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic planning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis, kontrol manajemen, dan kontrol manajemen).

·         Jenis DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis
DSS, yaitu :
-Retrive information element (memanggil eleman informasi)
-Analyze entries files (menganali semua file)
-Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
-Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
-Propose decision (menawarkan keputusan )
-Make decisions (membuat keputusan)

·         Tujuan DSS
Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
-Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
-Mendukung  keputusan  manajer,  dan  bukannya  mengubah  atau  mengganti keputusan tersebut
-Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.


·         Arti DSS
DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi  atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.

·         Cara Penggunaan Informasi dari DSS
Pada  dasarnya  dua  pengguna  informasi  dari  DSS  oleh  manajer,  yaitu  untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah  adalah usaha definisi dari pendekatan sistem. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi  yang di kemukakan oleh simon. Selanjutnya manajer menggunakan informasi untuk  memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut poendekatan sistim dan berkaitan dengan fase disain dan pemilihan.
Pada umumnya, lapaoran berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan. Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manajer juga melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah di identifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis. Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan  cara  mengidentifikasi  keputusan  alternative,  mengevaluasi  dan  memilih alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.

·         Sistem Penunjang Keputusan Kelompok
Sistem penunjang keputusan kelompok atau group decision support system (GDSS) ialah  kombinasi dari Komputer, komunikasi, dan teknologi keputusan dan yang digunakan untuk menemukan, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam pertemuan kelompok.
Tujuan GDSS adalah untuk pertukaran ide, opini, dan preferensi dalam kelompok.