Rabu, 23 Maret 2011

Posttraumatic Stress Disorder (Bencana Tsunami Jepang)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO- Jumlah resmi korban yang tewas dan hilang setelah gempa dahsyat dan tsunami yang meratakan pesisir timur laut Jepang telah melampaui 13.000, kata kepolisian Jepang Kamis, namun laporan-laporan mengisyaratkan jumlah tersebut lebih tinggi lagi. Jumlah korban yang dikonfirmasikan dari bencana kembar itu Jumat mencapai 5.178, sedangkan angka resmi yang hilang masih 8.606, menurut kepolisian nasional dalam data terbarunya. Sejumlah 2.285 orang cedera dalam bencana itu.
Namun laporan-laporan yang terus berdatangan mengindikasikan bahwa jumlah akhir akan jauh lebih tinggi. Walikota kota pesisir Ishinomaki di prefektur Miyagi mengatakan Rabu malam, bahwa jumlah korban yang hilang di tempatnya diduga akan mencapai 10.000 orang, menurut laporan Kyodo. Pada Sabtu, siaran umum NHK melaporkan bahwa sekitar 10.000 orang tak terhitung di kota pelabuhan Minamisanriku di prefektur yang sama. Di tengah upaya penyelamatan besar-besaran ada pembaruan jumlah korban mengenaskan yang mengindikasikan banyaknya kematian di sepanjang pantai timur pulau Honshu, tempat gelombang raksasa menghancurkan atau merusak lebih dari 55.380 rumah dan bangunan lainnya.

Gangguan Stress Pasca-Trauma (PTSD) DEFINISI

Gangguan stress pasca-trauma Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) ditandai oleh pengulangan, ingatan yang mengganggu pada peristiwa traumatik yang menggoncang jiwa.

  • Peristiwa yang mengancam kematian atau luka serius bisa menyebabkan penderitaan yang hebat dan berlangsung lama.
  • Orang yang terkena bisa mengingat peristiwa tersebut, mengalami mimpi buruk, dan menghindari apapun yang mengingatkan mereka pada peristiwa tersebut.
  • Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan.

Mengalami atau melihat peristiwa yang traumatic yang mengancam kematian atau luka serius bisa mempengaruhi seseorang lama setelah pengalamam berlalu. Ketakutan hebat, ketidakberdayaan, atau pengalaman menakutkan selama peristiwa traumatik bisa menghantui seseorang.

Peristiwa yang bisa menyebabkan gangguan tekanan yang paska- traumatik termasuk dibawah ini :

  • Berhubungan dengan peperangan.
  • Mengalami atau melihat kekerasan fisik atau seks.
  • Terkena bencana, baik alam (misalnya, angin topan) atau buatan manusia (misal, kecelakan mobil hebat).

Kadangkala gejala tidak dimulai sampai berbulan-bulan atau bahkan tahunan setelah peristiwa traumatik terjadi. Jika gangguan stress pasca-traumatic telah ada selama 3 bulan atau lebih, hal ini dianggap kronis.

Gangguan stress posttraumatic mempengaruhi setidaknya 8% orang kadangkala sepanjang hidup mereka, termasuk masa kanak-kanak. Banyak orang mengalami peristiwa traumatik, seperti veteran perang dan korban pemerkosaan atau kegiatan kekerasan lainnya, mengalami gangguan stress posttraumatic.

GEJALA

Pada gangguan stress posttraumatic, orang mengalami frekwensi, ingatan yang tidak diinginkan menimbulkan kembali peristiwa traumatik. Mimpi buruk adalah biasa. Kadangkala peristiwa hidup kembali sebagaimana jika terjadi (flashback). Gangguan hebat seringkali terjadi ketika orang berhadapan dengan peristiwa atau keadaan yang mengingatkan mereka kepada trauma asal. Misal beberapa ingatan adalah perayaan pada peristiwa traumatik tersebut, melihat senjata setelah dipukul dengan senjata ketika perampokan, dan berada di perahu kecil setelah kecelakaan tenggelam.

Orang secara terus menerus menghindari benda yang mengingatkan pada trauma. Mereka bisa juga berusaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau pembicaraan mengenai peristiwa traumatik dan menghindari kegiatan, keadaan, atau orang yang bisa mengingatkan. Penghindaran bisa juga termasuk kehilangan ingatan (amnesia) untuk aspek tertentu pada peristiwa yang traumatik. Orang mengalami mati rasa atau kematian pada reaksi emosional dan gejala yang muncul meningkat (seperti kesulitan tertidur, menjadi waspada terhadap tanda bahaya beresiko, atau menjadi mudah terkejut). Gejala pada depresi adalah umum, dan orang menunjukkan sedikit ketertarikan pada aktifitas menyenangkan sebelumnya. Perasaan bersalah juga biasa. Misal, mereka bisa merasa bersalah bahwa ketika mereka bertahan hidup ketika orang lain tidak.

Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/17/170177-korban-bencana-tsunami-jepang-mencapai-13-ribu

http://medicastore.com/penyakit/3205/Gangguan_Stress_Pasca-Trauma_PTSD.html

Kamis, 17 Maret 2011

Penyesuaian Diri, Pertumbuhan Personal dan GAS (General Adaptation Syndrom)

Kepribadian Sehat

PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen psikologi, teman-teman serta orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis menerima semua kritik dan saran yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Latar Belakang

Konsep kepribadian yang sehat adalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan.

Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.

1) Penyesuaian Diri

Definisi berdasarkan definisi penyesuaian diri dari Lazarus (1976), Haber & Runyon (1984), Atwater (1983), Powell (1983), Martin & Osborne (1989), dan Hollander (1981) menjadi suatu proses perubahan dalam diri dan lingkungan, dimana individu harus dapat mempelajari tindakan atau sikap baru untuk hidup dan menghadapi keadaan tersebut sehingga tercapai kepuasan dalam diri, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Menurut Kartono (2000), penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan, depresi, dan emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis. Hariyadi, dkk (2003) menyatakan penyesuaian diri adalah kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau dapat pula mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri sendiri. Ali dan Asrori (2005) juga menyatakan bahwa penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada. Sebelumnya Scheneiders (dalam Yusuf, 2004), juga menjelaskan penyesuaian diri sebagai suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Hurlock (dalam Gunarsa, 2003) memberikan perumusan tentang penyesuaian diri secara lebih umum, yaitu bilamana seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap orang lain secara umum ataupun terhadap kelompoknya, dan ia memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan berarti ia diterima oleh kelompok atau lingkungannya. Dengan perkataan lain, orang itu mampu menyesuaikan sendiri dengan baik terhadap lingkungannya

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses mengubah diri sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya keharmonisan pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya.

2) Mengenai Pertumbuhan Personal

Pengertian pertumbuhan personal :

Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis

Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.

2. Faktor Geografis

Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.

3. Faktor Kebudayaan Khusus

Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.

3) Arti Penting Stress dalam Kehidupan Manusia

Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari adalah perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta
JENIS STRESS

-Stress fisik

-Stress kimiawi

-Stress mikrobiologis

-Stress fisiologis

-Stress proses tumbuh kembang

-Stress psikologis atau emosional
Pengalaman stress dapat bersumber dari : Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran Reaksi Psikologis terhadap stress

a. Kecemasan

Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan fisik jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang

c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih

4) General Adaptation Syndrom (GAS)

a. Fase Alarm ( Waspada)

Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas.

b. Fase Resistance (Melawan)

Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress.

c. Fase Exhaustion (Kelelahan)

Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.

PENUTUP

Kesimpulan

Demikianlah tugas ini penulis buat sebaik-baik nya, mohon maaf apabila masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun dapat penulis terima.

Daftar Pustaka

Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius.

Rochman, Kholil Nur.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto:Stain Press.

Sunarto & Hartono, B. Agung. (1995). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta Wahjosumidjo.

Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju.

Rabu, 09 Maret 2011

Kepribadian menurut Rogers dan Maslow

PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen psikologi, teman-teman serta orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis menerima semua kritik dan saran yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Latar Belakang

Konsep kepribadian yang sehat adalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan.

ISI

1) Kepribadian menurut Rogers meliputi :

>> Perkembangan kepribadian “self”

Teori Self Rogers

Terdapat sejumlah konsep-konsep dasar dalam literature psikologi yang selama bertahun-tahun mendukung teori self. Diantara begitu banyak teori self, kita dapat menemukan konsep-konsep yang dikemukakan oleh Snygg and Combs, Sarbin, Mead, dan Koffka.namun tidak ada diantara mereka yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan teori self sebagaimana yang dilakukan oleh Carl Rogers. Hampir memiliki kasus yang sama dengan Freud gagasan yang dikemukan oleh Carl Rogers memiliki pengaruh besar dalam bidang konseling. Meskipun pada waktu yang bersamaan juga telah memunculkan berbagai kontroversi. Pada bukunya Counseling and Psychotherapy tahun 1942. Rogers terlihat mempunyai keinginan yang demikian kuat untuk membangun individu dengan harapan setiap orang akan dapat terbebas dari rasa cemas sehingga dapat hidup nyaman ditengah masyarakat.


>> Peranan positif regard dalam pembentukkan kepribadian individu

Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.

Dinamika Kepribadian

1. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima regard

positif, kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif kepada

orang lain.

2. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) →

organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan

tanpa konflik ) dari persepsi diri, dan kongruen (salingsuai) antara persepsi

self dengan pengalaman.

3. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme

sebagai sistem energi, dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik

ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers memandang organisme terus

menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi tegangan

enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme

untuk aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan

peningkatan diri (enhancement).

>> Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya

ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA (FULLY HUMAN BEING)

1. Keterbukaan pada pengalaman

Individu yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru selanjutnya ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif.

2. Kehidupan Eksistensial

Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana individu terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah serta cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Pengalaman akan menjadi hidup ketika individu membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri, dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas

Individu yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan atau rintangan antara pikiran dan tindakan. Individu yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang memang ingin dilakukannya.

5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong individu untuk memiliki kreativitas dengan ciri- ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang bermacam- macam di sekitarnya.

2) Kepribadian sehat menurut Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :

a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang

b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang

mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau

berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang

sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki

dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya

semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat

itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh

hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti

kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di

atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki

kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang

harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan

bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan

dasar si siswa belum terpenuhi.

Ciri-ciri pribadi yang sehat menurut Abraham maslow:
-Menerima realitas secara tepat
-Menerima diri dan orang lain apa adanya
-Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
-Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
-Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
-Memiliki ruang untuk diri pribadi
-Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
-Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
-Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
-Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
-Mengarah pada nilai-nilai demokratis
-Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
-Memiliki rasa humor yang tinggi
-Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
-Memiliki integritas diri yang total

3) Kepribadian sehat menurut Fromm

Teori Kepribadian Sehat Menurut Eric Fromm

Teori eric fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat

Kebutuhan dasar manusia menurut eric fromm

Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain

Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif

Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia

Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia

Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia

Sehingga kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan :

Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:

"Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur."

PENUTUP

Kesimpulan

Demikianlah tugas ini penulis buat sebaik-baik nya, mohon maaf apabila masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun dapat penulis terima.

Daftar Pustaka

Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius.

Suryabrata, Sumadi.2003.Psikologi Kepribadian.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Rochman, Kholil Nur.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto:Stain Press.

Kepribadian sehat di tinjau dari psiko analisa, behaviorisme, humanistik

Kepribadian Sehat

PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen psikologi, teman-teman serta orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis menerima semua kritik dan saran yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Latar Belakang

Konsep kepribadian yang sehat adalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan.

Konsep “diri”ndari orang yang sehat merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat. Baik kata maupun konsep tersebut tampaknya sederhana sampain kita mulai memeriksa bermacam-macam cara bagaimana ahli-ahli teori kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsinya.

ISI

1) Kepribadian yang sehat di tunjau dari :

>> Kepribadian yang sehat di tinjau dari aliran Psikologi Analisa

Tokoh dari psikoanalisa adalah Sigmund Freud (1859-1939). Freud terlalu menekankan aspek naluri dan aspek biologis kepribadian, dan kurang memperhatikan kenyataan bahwa manusia merupakan produk masyarakat dimana mereka tinggal. Teori kepribadian Freud hampir seluruhnya didasarkan kepada pengamatannya tentang individu yang mengalami gangguan emosional dan mungkin bukan merupakan deskripsi yang tepat tentang kepribadian yang normal dan sehat. Teori psikoanalisa berasumsi bahwa perilaku yang berbeda mungkin didasari oleh impuls atau konflik yang sama. Model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan. Tiga sistem kepribadian : id, ego dan super ego. Masing-masing memiliki cirri, prinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda namun saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Freud yakin bahwa kepribadian tersusun dari tiga sistem utama: id, ego, superego.

1. Id : Merupakan aspek biologis. Dari Id inilah ego dan superego berkembang. Id terdiri dari impuls (dorongan) biologis dasar: kebutuhan makan, minum, buang air, menghindari rasa sakit, dan memperoleh kenikmatan seksual.

2. Ego : Merupakan aspek psikologis : kognitif, intelektual. Pada dasarnya, ego merupakan badan eksekuif kepribadian yang menetapkan tindakan apa yang tepat, impuls id mana yang akan dipuaskan, dan cara pemuasan apa yang akan diloakukan. Ego menjadi penegah antara tuntutan id, realitas lingkungan dan tuntutan superego.

3. Superego : Merupakan aspek sosiologis dari kepribadian. Aspek moral : ideal dan memperjuangkan kesempurnaan dan memutuskan benar atau salah. Superego berisi dua hal : conscience (suara hati) dan ego ideal.

>> Kepribadian yang sehat di tinjau dari aliran Behavioristik

Tokohnya adalah J.B.Watson (1879-1958). Ia menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi atau manusia diperlakukan seperti mesin. Ada 3 ciri penting didalam aliran perilaku :1) Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku.2) Menekankan perilaku yang dipelajari pada perilaku yang tidak dipelajari (refleks).3) Behaviorisme menolak kecenderungan-kecenderungan perilaku bawaan.
Difokuskan pada perilaku binatang atau manusia dianggap seperti mesin.

>> Kepribadian yang sehat di tinjau dari aliran Humanistik

Tokohnya adalah Abraham Maslow, Rogers dan Carl Gustav Jung dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perlaku harus belajar memahami manusia sebagai individu tetapi tetap sebagai makhluk umum dan universal.

Aliran humanistik memiliki kekuatan untuk memotivasi seseorang untuk menjadi lebih baik, memiliki pandangan positif dan berusaha menjadi lebih baik. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. 5 macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi :
· kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
· kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs)
· kebutuhan rasa cinta dan memiliki (the loves and belongingness needs)
· kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs)
· kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memiliki tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya

2) Pendapat Allport tentang kesehatan mental

Ciri kepribadian yang matang menurut Allport

Menurut Allport ada tujuh kriteria tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat :

- Perluasan Perasaan Diri
ketika diri berkembang, maka diri itu meluas jangkauan banyak orang dan benda-benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu, kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika seseorang menjadi matang ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Dalam pandangan Allport suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi dirinya.

- Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain :
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang lain. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkambang baik. Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang-orang yang neorotis dengan orang yang sehat. Orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya, cinta diberikan dengan syarat dan kewajiban yang tidak bersifat timbal balik. Sedangkan cinta orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.

- Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat meliputi beberapa kualitas; kualitas pertama adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima segala yang ada pada dirinya, seperti kelemahan dan kekurangannya tanpa menyerah pada kekurangan dan kelemahan itu. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian yang sehat dapat mengontrol emosi mereka sehingga tidak mengganggu aktivitas individu. Tetapi orang yang neurotis menyerah pada emosi yang sedang ia alami saat itu. Kualitas lain dari keamanan emosional adalah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”.

- Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus merubah realitas supaya sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekuatan mereka sendiri.

- Keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya suatu pekerjaan dan perlunya suatu keseriusan dalam menjalankannya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan. Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis.

- Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif merupakan tugas yang sulit, tetapi ada kemungkinan untuk mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification). Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang yang neurotis. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.

- Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat selalu melihat ke masa depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neurotis. Jadi, bagi Allport tidak mungkin memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.

PENUTUP

Kesimpulan

Demikianlah tugas ini penulis buat sebaik-baik nya, mohon maaf apabila masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun dapat penulis terima.

Daftar Pustaka

Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius.

Suryabrata, Sumadi.2003.Psikologi Kepribadian.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Rochman, Kholil Nur.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto:Stain Press.

Selasa, 01 Maret 2011

Kesehatan Mental pada Phobia

Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen psikologi, teman-teman serta orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis menerima semua kritik dan saran yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Latar Belakang

Konsep kepribadian yang sehat adalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan.

Pada beberapa orang tertentu pasti ada yang memiliki phobia. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa definisi dari phobia itu sendiri adalah adalah rasa ketakutan yang kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk menjauhi sesuatu yang ditakuti itu. Bedanya sama rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya tidak menyeramkan untuk sebagain besar orang. Pada kesempatan kali ini, penulis akan sedikit membahas mengenai jenis-jenis phobia dan objek-objek yang ditakuti .


Pengertian Phobia

Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Phobia didefinisikan oleh psikopatolog sebagai penolakan yang mengganggu atau kecemasan yang luar biasa yang diperantarai oleh rasa takut secara terus menerus dan irasional, terhadap bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar (yang bagi orang lain dipandang tidak berbahaya). Penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan. penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah. Rasa takut yang dialami oleh penderita fobia akan hilang secara otomatis dengan cara menghindari objek yang ditakutinya.

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :

§ afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.

§ agoraphobia - takut pada lapangan

§ antlophobia — takut akan banjir.

§ bibliophobia - takut pada buku

§ caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.

§ cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.

§ claustrophobia - takut akan naik lift.

§ dendrophobia - takut pada pohon

§ ecclesiophobia - takut pada gereja

§ felinophobia - takut akan kucing

§ genuphobia - takut akan lutut

§ hydrophobia — ketakutan akan air.

§ hyperphobia - takut akan ketinggian

§ iatrophobia - takut akan dokter

§ japanophobia - ketakutan akan orang jepang

§ lygopobia - ketakutan akan kegelapan

§ necrophobia - takut akan kematian

§ panophobia - takut akan segalanya

§ photophobia — ketakutan akan cahaya.

§ ranidaphobia - takut pada katak

§ schlionophobia - takut pada sekolah

§ uranophobia - ketakutan akan surga

§ venustraphobia - takut pada perempuan yang cantik

§ xanthophobia - ketakutan pada warna kuning

§ arachnophobia - ketakutan pada laba-laba

§ lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran

Secara umum phobia dibagi dua yaitu phobia spesifik dan phobia sosial.
Phobia Spesifik
Phobia spesifik adalah suatu ketakutan yang tidak beralasan yang disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik. Ada lima jenis phobia spesifik berdasarkan sumber ketakutannya, yaitu
(1) phobia terhadap binatang tertentu (kucing, anjing, ular),
(2) phobia terhadap keadaan alam (debu, ketinggian, hujan, petir),
(3) phobia terhadap situasi tertentu (berada di dalam elevator, pesawat),
(4) phobia terhadap darah, luka dan suntikan,
(5) phobia terhadap hal lain (kematian, penyakit, tercekik).
Phobia spesifik juga dipengaruhi oleh budaya seperti pa-leng (ketakutan terhadap dingin dan kehilangan panas tubuh) di Cina dan taijin kyoshu-fo (ketakutan akan mempermalukan seseorang) di Jepang.
Phobia sosial
Individu dengan phobia sosial mengalami ketakutan yang menetap dan tidak rasional yang biasanya berhubungan dengan keberadaan orang lain. Individu dengan phobia ini memiliki ketakutan bahwa mereka diperhatikan oleh orang lain dan mereka akan melakukan hal yang memalukan. Akibatnya, mereka akan menghindari situasi-situasi yang menurut mereka potensial untuk terjadinya hal-hal tersebut atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:
• berbicara atau tampil di depan umum
• makan di depan orang lain.
• Menandatangani dokumen sebelum bersaksi.
• Menggunakan kamar mandi umum.
• Penderita merasa penampilan atau aksi mereka tidak tepat.

Gejala-gejala Fobia
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
*Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan

Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh manusia di muka bumi ini. Berikut adalah bahasannya:

1. Takut ular
Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai sekarag.

2. Takut laba-laba
Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki.

3. Takut ruangan tertutup
Dikenal juga dengan nama agoraphobia, ketakutan ini diderita oleh 1,8 juta orang Amerika berusia dewasa, demikian menurut laporan National Institute of Mental Health pada tahun 2008. Tempat tertutup yang dianggap sulit untuk mereka melarikan diri atau keluar merupakan obyek yang paling ditakuti. Biasanya mereka takut pada elevator/lift, ruang olah raga tertutup, jembatan, kendaraan transportasi umum, mobil, mall, bahkan juga pesawat. Penderita biasanya malas bepergian atau berada di dalam mobil terlalu lama.

4. Takut pada orang lain
Pernah bertemu orang yang mukanya memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Yang parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orag banyak. Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber.

5. Takut ketinggian
Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter, maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya 6 meter.

6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. "Anak-anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hanti, penculik, atau perampok," jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.

7. Takut kilat dan halilintar
Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa.

8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini orang udik yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang sangat takut naik pesawat.

9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University.

10. Takut Dokter Gigi
Bukan cuma anak kecil yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya.

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi, Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Phobia didefinisikan oleh psikopatolog sebagai penolakan yang mengganggu atau kecemasan yang luar biasa yang diperantarai oleh rasa takut secara terus menerus dan irasional, terhadap bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar (yang bagi orang lain dipandang tidak berbahaya). Penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan. penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah. Rasa takut yang dialami oleh penderita fobia akan hilang secara otomatis dengan cara menghindari objek yang ditakutinya.

Demikianlah tugas ini penulis buat sebaik-baik nya, mohon maaf apabila masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun dapat penulis terima.

Daftar Pustaka

Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius.

http://www.artiku.com/2008/04/17/fear-of-phobia/ Di akses 25 februari 2011 20.16 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia Di akses 25 februari 2011 20.35 WIB

http://www.gocb.co.cc/2010/10/phobia-dan-latah.html Di akses 25 februari 2011 21.04 WIB

http://allabout10.wordpress.com/2010/03/04/10-fobia-yang-paling-sering-terjadi/ di akses 28 Februari 2011. 20.00 WIB