Gangguan Bipolar
A. Pengertian
Ganguan
bipolar atau sering disebut juga dengan manic - depresi merupakan kelainan pada
otak yang menyebabkan ketidak normalan pergantian mood, energi, level
aktivitas, dan kemampuan untuk mengerjakan aktivitas harian. Bipolar memiliki
dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang
cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat
aktivitas yang terganggu.Seseorang yang mengidap Bipolar Disorder biasanya
sering merasa euphoria berlebihan (mania) dan mengalami depresi yang sangat
berat. Periode mania dan
depresi ini bisa berganti dalam hitungan jam, minggu maupun bulan. Ini
semua tergantung masing-masing pengidap.Mood atau keadaan emosi internal merupakan
penyebab utama dari gangguan ini.
Kadang
penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood meninggi,
energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau
hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan
mental berkurang (episode depresi). Episode manik biasanya mulai dengan
tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan
depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat
yang lebih ringan daripada manik. Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini
beralih dari perasaan sangat senang dan gembira ke perasaan sangat sedih atau
sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling bergantian.
Bipolar
disorder sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda.
setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang
memiliki gejala - gejalanya bahkan sejak kanak - kanak, sementara beberapa
orang sisanya mengalami gejala - gejalanya lebih lama. Bipolar disorder tidak
mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah -
masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih
besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun - tahun sampai
akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit
jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi
dan di managed seumur hidup.
B. Penyebab
1.
Genetik
Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder.
Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap
bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30%
dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%.
anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang
pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya
penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh
faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan dengan melibatkan
keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15%
keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah mengalami
satu episode gangguan mood.
2.
Fisiologis
a. Sistem Neurochemistry dan Mood
Disorders
Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar
disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai
organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter
(saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam
menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa
jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada
penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan
yang tidak seimbang. Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar
disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat
bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania.
Sebaliknya dengan fase depresi.
Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS).
BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya.
Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi.
Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS).
BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya.
Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi.
Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
b. Sistem Neuroendokrin
Area
limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi
hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat
hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi
kelenjar pituarity. Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti
gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut,
bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical)
yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan
hormon rotropin oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada
orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal.
Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus
dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan
hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga
dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi
3.
Lingkungan
Bipolar
Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara
genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak semua orang dengan
kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan bahwa gen bukanlah
satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan
fisik pada otak orang dengan bipolar disorder. Dalam penelitian lain
disebutkan, poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang
abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol.
Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam
pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu.
Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang
ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang
jelas.
Penderita
penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang
melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian
tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain
jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian
tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan.
Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat
masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang
menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab
diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu
munculnya bipolar disorder.
Di
sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita
gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini
adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya BD, antara lain:
a. Stress - peristiwa kehidupan
Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik.
Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau
buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang
dicintai, dipecat.
b. Penyalahgunaan Zat - Meskipun
penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada
sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain,
ekstasi, dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat
penenang dapat memicu depresi.
c. Obat - obat tertentu,
terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat
menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan nafsu makan,
kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
d. Perubahan Musiman - Episode
mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Manic episode lebih sering
terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama
musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
e. Kurang Tidur - Rugi
tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat-bisa memicu episode
mania
C. Gejala
a.
Gejala-gejala
dari mania atau episode manic:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
·
Periode yang panjang dari perasaan
"puncak", atau suasana hati yang sangat gembira atau ramah
·
Suasana hati yang sangat teriritasi,
agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)" atau "wired".
Perubahan-Perubahan Kelakuan
·
Berbicara sangat cepat, melompat dari
satu idea ke yang lainnya, mempunyai pemikiran-pemikiran yang bergegas-gegas
·
Sangat mudah dikacaukan
·
Aktivitas-aktivitas yang menuju tujuan
yang meningkat, seperti menerima proyek-proyek baru
·
Menjadi gelisah
·
Tidur yang sedikit
·
Mempunyai kepercayaan yang tidak
realistik pada kemampuan-kemampuan seseorang
·
Berkelakuan secara impulsif dan
mengambil bagian pada banyak kelakuan-kelakuan yang menyenangkan dan berisiko
tinggi, seperti membelanjakan sprees, seks yang impulsif, dan investasi-investasi
bisnis yang impulsif.
b.
Gejala-gejala
dari episode depresi:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati
·
Periode yang panjang dari perasaan
khawatir atau kosong
·
Kehilangan minat pada
aktivitas-aktivitas yang pernah dinikmati.
Perubahan-Perubahan Kelakuan
·
Merasa lelah atau "slowed
down"
·
Mempunyai persoalan-persoalan
berkonsentrasi, mengingat, dan membuat keputusan-keputusan
·
Menjadi gelisah atau teriritasi
·
Merubah kebiasaan-kebiasaan makan,
tidur, atau yang lain-lain
·
Memikirkan kematian atau bunuh diri,
atau mencoba bunuh diri.
c.
Gejala-gejala
dari episode hipomania :
Tahap hipomania mirip dengan mania.
Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang
seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi.
Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa,
tapi membawa resiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania
bipolar disorder adalah sebagai berikut.
·
Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
·
Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
·
Penurunan kebutuhan untuk tidur.
d.
Gejala-gejala
episode campuran (Mixed state episode) :
Dalam konteks bipolar disorder, mixed
state adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan.
Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan,
tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan
panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi
sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantin dan berulang-ulang dalam waktu
yang relatif cepat. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan
penderita bipolar disorder. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki
keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusi dan halusinasi.
Gejala-gejala yang diperlihatkan jika
penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut.
·
Selalu berbicara tentang kematian dan
keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
·
Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
·
Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
·
Terkadang lupa akan hutang atau tagihan
seperti; tagihan listrik, telepon.
D. Tipe-tipe dasar
Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:
- Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh
episode-episode manic atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh
hari, atau oleh gejala-gejala manic yang begitu parah sehingga orang itu
perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang
itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling
sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi harus menjadi perubahan utama
dari kelakuan normal seseorang.
- Penyakit
Bipolar II Hypomanic , ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi
namun bukan sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
- Bipolar
Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang
mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria
diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin
tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu
sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II.
Bagaimanapun, gejala-gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan
kelakuan normal seseorang.
- Penyakit
Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar.
Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari
hypomania dengan depresi ringan untuk paling sedikit dua tahun.
Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diagnostik
untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
Beberapa orang-orang mungkin didiagnosa
dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai
empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hypomania, atau
gejala-gejala campuran dalam satu tahun.
E.
Penanganan
Sebelum melakukan penanganan
terhadap gangguan bipolar, biasanya terlebih dahulu dilakukan diagnosa dengan
memperhatikan secara seksama gejala, tingkat ketakutan, angka waktu, dan
frekuensi. Dan gejala yang paling mudah untuk dikenali adalah gejala peralihan mood yang tinggi (dari yang tinggi ke rendah) yang tidak
berpola.
Gangguan bipolar ini
merupakan gangguan jangka panjang yang membutuhkan penanganan komprehensif.
Mereka yang memiliki empat atau lebih perubahan mood dalam setahun lebih sulit untuk ditangani. Menurut dr Jap, seorang
pasien yang mengalami gangguan bipolar bisa sembuh. Dalam empat fase itu pasien
bisa menjalankan terapi. Tapi jika tak berhasil atau mebahayakan, diperlukan
penanganan khusus di rumah sakit khusus atau tempat rehabilitasi mental.
“Biasanya psikoterapi berupa terapi perilaku-kognitif menjadi pilihan,”
ungkapnya.
Sudah lebih dari 50 tahun
lithium digunakan sebagai terapi gangguan bipolar. Efektivitasnya telah
terbukti pada 60-80 persen pasien. Terapi ini bisa menekan angka kematian
karena bunuh diri dan ongkos perawatan.
Farmakoterapi adalah pemberian
obat-obatan jenis mood stabilizer ditambah obat-obatan gol antipsikotik sesuai dengan
gambaran klinis yang ditunjukkan oleh penderita tersebut. Antipsikotik lebih
baik daripada lithium pada sebagian penderita gangguan bipolar.
Perhatian ekstra harus dilakukan
bila hendak merencanakan pemberian antipsikotik jangka panjang terutama
generasi pertama atau golongan tipikal karena dapat menimbulkan beberapa efek
samping. Bila sudah terkena gangguan bipolar ini, kontrol secara teratur, minum
obat secara teratur, dan kemampuan mengenali gejala-gejala merupakan kunci
utama pencegahannya.
Tentunya setiap orang pasti
mengalami perasaan senang dan
sedih dalam hidupnya. Namun jika suasana itu sangat berlebihan, kecurigaan
adanya gangguan moodpada orang itu harus
diwaspadai. Mengapa? Karena keadaan itu merujuk ke suatu gangguan kejiwaan yang dalam ilmu kedokteran
disebut sebagai manik-depresif
F.
Penyembuhan
Sementara berurusan dengan
bipolar disorder tidak selalu mudah, tidak harus menjalankan kehidupan Anda.
Tetapi untuk sukses mengelola bipolar disorder, Anda harus membuat pilihan
cerdas. gaya hidup Anda dan kebiasaan sehari-hari memiliki dampak yang
signifikan terhadap suasana hati Anda. Baca terus untuk cara-cara untuk
membantu diri Anda sendiri:
1. Dapatkan pendidikan
tentang cara mengatasi gangguan.
Pelajari sebanyak yang Anda
bisa tentang bipolar. Semakin banyak Anda tahu, semakin baik Anda akan berada
dalam membantu pemulihan Anda sendiri.
2. Jauhkan stress.
Hindari stres tinggi dengan
menjaga situasi keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba
teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.
3. Mencari dukungan
Sangat penting untuk memiliki
orang yang dapat Anda berpaling untuk meminta bantuan dan dorongan. Cobalah
bergabung dengan kelompok pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.
4. Buatlah pilihan yang
sehat.
Sehat tidur, makan, dan
berolahraga kebiasaan dapat membantu menstabilkan suasana hati Anda. Menjaga
jadwal tidur yang teratur sangat penting.
5. Monitor suasana hati Anda.
Melacak gejala Anda dan
perhatikan tanda-tanda bahwa suasana hati Anda berayun di luar kendali sehingga
Anda dapat menghentikan masalah sebelum dimulai.