Rabu, 23 Maret 2011

Posttraumatic Stress Disorder (Bencana Tsunami Jepang)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO- Jumlah resmi korban yang tewas dan hilang setelah gempa dahsyat dan tsunami yang meratakan pesisir timur laut Jepang telah melampaui 13.000, kata kepolisian Jepang Kamis, namun laporan-laporan mengisyaratkan jumlah tersebut lebih tinggi lagi. Jumlah korban yang dikonfirmasikan dari bencana kembar itu Jumat mencapai 5.178, sedangkan angka resmi yang hilang masih 8.606, menurut kepolisian nasional dalam data terbarunya. Sejumlah 2.285 orang cedera dalam bencana itu.
Namun laporan-laporan yang terus berdatangan mengindikasikan bahwa jumlah akhir akan jauh lebih tinggi. Walikota kota pesisir Ishinomaki di prefektur Miyagi mengatakan Rabu malam, bahwa jumlah korban yang hilang di tempatnya diduga akan mencapai 10.000 orang, menurut laporan Kyodo. Pada Sabtu, siaran umum NHK melaporkan bahwa sekitar 10.000 orang tak terhitung di kota pelabuhan Minamisanriku di prefektur yang sama. Di tengah upaya penyelamatan besar-besaran ada pembaruan jumlah korban mengenaskan yang mengindikasikan banyaknya kematian di sepanjang pantai timur pulau Honshu, tempat gelombang raksasa menghancurkan atau merusak lebih dari 55.380 rumah dan bangunan lainnya.

Gangguan Stress Pasca-Trauma (PTSD) DEFINISI

Gangguan stress pasca-trauma Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) ditandai oleh pengulangan, ingatan yang mengganggu pada peristiwa traumatik yang menggoncang jiwa.

  • Peristiwa yang mengancam kematian atau luka serius bisa menyebabkan penderitaan yang hebat dan berlangsung lama.
  • Orang yang terkena bisa mengingat peristiwa tersebut, mengalami mimpi buruk, dan menghindari apapun yang mengingatkan mereka pada peristiwa tersebut.
  • Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan.

Mengalami atau melihat peristiwa yang traumatic yang mengancam kematian atau luka serius bisa mempengaruhi seseorang lama setelah pengalamam berlalu. Ketakutan hebat, ketidakberdayaan, atau pengalaman menakutkan selama peristiwa traumatik bisa menghantui seseorang.

Peristiwa yang bisa menyebabkan gangguan tekanan yang paska- traumatik termasuk dibawah ini :

  • Berhubungan dengan peperangan.
  • Mengalami atau melihat kekerasan fisik atau seks.
  • Terkena bencana, baik alam (misalnya, angin topan) atau buatan manusia (misal, kecelakan mobil hebat).

Kadangkala gejala tidak dimulai sampai berbulan-bulan atau bahkan tahunan setelah peristiwa traumatik terjadi. Jika gangguan stress pasca-traumatic telah ada selama 3 bulan atau lebih, hal ini dianggap kronis.

Gangguan stress posttraumatic mempengaruhi setidaknya 8% orang kadangkala sepanjang hidup mereka, termasuk masa kanak-kanak. Banyak orang mengalami peristiwa traumatik, seperti veteran perang dan korban pemerkosaan atau kegiatan kekerasan lainnya, mengalami gangguan stress posttraumatic.

GEJALA

Pada gangguan stress posttraumatic, orang mengalami frekwensi, ingatan yang tidak diinginkan menimbulkan kembali peristiwa traumatik. Mimpi buruk adalah biasa. Kadangkala peristiwa hidup kembali sebagaimana jika terjadi (flashback). Gangguan hebat seringkali terjadi ketika orang berhadapan dengan peristiwa atau keadaan yang mengingatkan mereka kepada trauma asal. Misal beberapa ingatan adalah perayaan pada peristiwa traumatik tersebut, melihat senjata setelah dipukul dengan senjata ketika perampokan, dan berada di perahu kecil setelah kecelakaan tenggelam.

Orang secara terus menerus menghindari benda yang mengingatkan pada trauma. Mereka bisa juga berusaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau pembicaraan mengenai peristiwa traumatik dan menghindari kegiatan, keadaan, atau orang yang bisa mengingatkan. Penghindaran bisa juga termasuk kehilangan ingatan (amnesia) untuk aspek tertentu pada peristiwa yang traumatik. Orang mengalami mati rasa atau kematian pada reaksi emosional dan gejala yang muncul meningkat (seperti kesulitan tertidur, menjadi waspada terhadap tanda bahaya beresiko, atau menjadi mudah terkejut). Gejala pada depresi adalah umum, dan orang menunjukkan sedikit ketertarikan pada aktifitas menyenangkan sebelumnya. Perasaan bersalah juga biasa. Misal, mereka bisa merasa bersalah bahwa ketika mereka bertahan hidup ketika orang lain tidak.

Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/11/03/17/170177-korban-bencana-tsunami-jepang-mencapai-13-ribu

http://medicastore.com/penyakit/3205/Gangguan_Stress_Pasca-Trauma_PTSD.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar