Rabu, 09 Maret 2011

Kepribadian sehat di tinjau dari psiko analisa, behaviorisme, humanistik

Kepribadian Sehat

PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen psikologi, teman-teman serta orang-orang yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis menerima semua kritik dan saran yang bertujuan untuk memperbaiki tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Latar Belakang

Konsep kepribadian yang sehat adalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan.

Konsep “diri”ndari orang yang sehat merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat. Baik kata maupun konsep tersebut tampaknya sederhana sampain kita mulai memeriksa bermacam-macam cara bagaimana ahli-ahli teori kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsinya.

ISI

1) Kepribadian yang sehat di tunjau dari :

>> Kepribadian yang sehat di tinjau dari aliran Psikologi Analisa

Tokoh dari psikoanalisa adalah Sigmund Freud (1859-1939). Freud terlalu menekankan aspek naluri dan aspek biologis kepribadian, dan kurang memperhatikan kenyataan bahwa manusia merupakan produk masyarakat dimana mereka tinggal. Teori kepribadian Freud hampir seluruhnya didasarkan kepada pengamatannya tentang individu yang mengalami gangguan emosional dan mungkin bukan merupakan deskripsi yang tepat tentang kepribadian yang normal dan sehat. Teori psikoanalisa berasumsi bahwa perilaku yang berbeda mungkin didasari oleh impuls atau konflik yang sama. Model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan. Tiga sistem kepribadian : id, ego dan super ego. Masing-masing memiliki cirri, prinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda namun saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Freud yakin bahwa kepribadian tersusun dari tiga sistem utama: id, ego, superego.

1. Id : Merupakan aspek biologis. Dari Id inilah ego dan superego berkembang. Id terdiri dari impuls (dorongan) biologis dasar: kebutuhan makan, minum, buang air, menghindari rasa sakit, dan memperoleh kenikmatan seksual.

2. Ego : Merupakan aspek psikologis : kognitif, intelektual. Pada dasarnya, ego merupakan badan eksekuif kepribadian yang menetapkan tindakan apa yang tepat, impuls id mana yang akan dipuaskan, dan cara pemuasan apa yang akan diloakukan. Ego menjadi penegah antara tuntutan id, realitas lingkungan dan tuntutan superego.

3. Superego : Merupakan aspek sosiologis dari kepribadian. Aspek moral : ideal dan memperjuangkan kesempurnaan dan memutuskan benar atau salah. Superego berisi dua hal : conscience (suara hati) dan ego ideal.

>> Kepribadian yang sehat di tinjau dari aliran Behavioristik

Tokohnya adalah J.B.Watson (1879-1958). Ia menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi dibatasi pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi atau manusia diperlakukan seperti mesin. Ada 3 ciri penting didalam aliran perilaku :1) Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan perilaku.2) Menekankan perilaku yang dipelajari pada perilaku yang tidak dipelajari (refleks).3) Behaviorisme menolak kecenderungan-kecenderungan perilaku bawaan.
Difokuskan pada perilaku binatang atau manusia dianggap seperti mesin.

>> Kepribadian yang sehat di tinjau dari aliran Humanistik

Tokohnya adalah Abraham Maslow, Rogers dan Carl Gustav Jung dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perlaku harus belajar memahami manusia sebagai individu tetapi tetap sebagai makhluk umum dan universal.

Aliran humanistik memiliki kekuatan untuk memotivasi seseorang untuk menjadi lebih baik, memiliki pandangan positif dan berusaha menjadi lebih baik. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. 5 macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi :
· kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
· kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs)
· kebutuhan rasa cinta dan memiliki (the loves and belongingness needs)
· kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs)
· kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memiliki tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya

2) Pendapat Allport tentang kesehatan mental

Ciri kepribadian yang matang menurut Allport

Menurut Allport ada tujuh kriteria tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat :

- Perluasan Perasaan Diri
ketika diri berkembang, maka diri itu meluas jangkauan banyak orang dan benda-benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu, kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika seseorang menjadi matang ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Dalam pandangan Allport suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi dirinya.

- Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain :
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang lain. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkambang baik. Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang-orang yang neorotis dengan orang yang sehat. Orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya, cinta diberikan dengan syarat dan kewajiban yang tidak bersifat timbal balik. Sedangkan cinta orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.

- Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat meliputi beberapa kualitas; kualitas pertama adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima segala yang ada pada dirinya, seperti kelemahan dan kekurangannya tanpa menyerah pada kekurangan dan kelemahan itu. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian yang sehat dapat mengontrol emosi mereka sehingga tidak mengganggu aktivitas individu. Tetapi orang yang neurotis menyerah pada emosi yang sedang ia alami saat itu. Kualitas lain dari keamanan emosional adalah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”.

- Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus merubah realitas supaya sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekuatan mereka sendiri.

- Keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya suatu pekerjaan dan perlunya suatu keseriusan dalam menjalankannya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan. Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis.

- Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif merupakan tugas yang sulit, tetapi ada kemungkinan untuk mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification). Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang yang neurotis. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.

- Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat selalu melihat ke masa depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neurotis. Jadi, bagi Allport tidak mungkin memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.

PENUTUP

Kesimpulan

Demikianlah tugas ini penulis buat sebaik-baik nya, mohon maaf apabila masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun dapat penulis terima.

Daftar Pustaka

Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius.

Suryabrata, Sumadi.2003.Psikologi Kepribadian.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Rochman, Kholil Nur.2010.Kesehatan Mental.Purwokerto:Stain Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar