Kamis, 04 November 2010

Anak-anak dan Internet

Bab 2

Anak-anak dan Internet

PENDAHULUAN

Internet adalah lingkungan yang sebenarnya sangat luas. Mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh dunia, berbagi pengalaman dan kepentingan mereka saat mendobarak rintangan budaya. Mereka dapat mendengarkan musik dari seluruh dunia, menonton pengumuman pemenang penghargaan pelayanan publik, dan bermain game yang menguji keterampilan dan koordinasi mereka. Bagaimana kita membantu mereka mengakses secara kognitif dan aspek – aspek peningakatan budaya dari internet sementara, pada saat yang sama, melindungi mereka dari sisi gelap mereka?

Kita membutuhkan pendekatan berprinsip untuk memahami lingkungan yang baru dan interaksi dinamis anak – anak dengan itu. Kritik terhadap klaim internet bahwa perkembangan sosial anak – anak ditangkap melalui interaksi dengan internet, bahwa anak- anak menjadi korban oleh paparan yang tidak diinginkan untuk pornografi dan kebencian, dan bahwa mereka adalah sasaran empuk bagi predator seksual dan cyber – pengganggu. Sama seperti kita memberdayakan anak – anak kita dengan kesadaran licik dari bahaya yang mungkin ada disekitar mereka saat mereka menjelajahi lingkungan fisik, kita perlu memberdayakan mereka dengan penilaian kristis tentang inforamasi dan kesempatan yang mereka hadapi saat mereka menjelajahi lingkungan virtual internet.

APA YANG ANAK LAKUKAN DI INTERNET ?

Sebagian besar anak – anak di Amerika Serikat dan Kanada telah mengakses internet ; lebih dari 95% yang telah online menjelang tahun 2003 (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004 ; Kelompok Riset Environics, 2001) dan dekat pada 75% memiliki akses internet dirumah mereka (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004 ; Statistik Kanada, 2003). Penggunaan internet adalah sebanding atau sedikit lebih rendah di negara – negara maju lainnya (misalnya, Livingstone dan Bober, 2005 ; penilaian Nielsen). Banyak anak – anak mengakses internet setidaknya sekali seminggu dari sekolah, rumah atau perpustakaan, survei dari beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa sampai dengan setengah dari anak-anak menghabiskan lebih dari satu jam di internet per hari (Kelompok Riset Environics 2001 : Roberts dkk, 2005).

Pada tahun 2001 survei Kanada untuk Jaringan Kesadaran Media (Kelompok Riset Environics, 2001), 15% pemuda dibawah usia 18 tahun ingat belajar menggunakan internet di usia 7 tahun atau lebih muda. Dalam sebuah survei Amerika Serikat tahun 2003 dari orang tua, Rideout dkk (2003: lihat juga Calvert dkk 2005) menemukan bahwa anak-anak mulai mencari website tanpa pengawasan orang tua pada usia 4 tahun dan mengirim e-mail sendiri seawal usia 3 tahun.

Anak-anak terutama mengakses internet melalui Word Wide Web (WWW). Anak-anak menggunakan Web untuk mengakses sumber informasi melalui pencarian Web dan browsing yang lebih disukai Web site: berkomunikasi menggunakan e-mail, pesan singkat, dan diskusi, dan mengakses musik, video, dan permainan/games komputer (Kelompok Riset Environics 2001; Rideout dkk, 2003; Roberts dkk, 2005). Anak-anak juga menggunakan pesan instan untuk berkomunikasi dengan teman-teman, sering kali parallel dengan bermain game komputer atau melakukan pekerjaan rumah (Shiu & Lenhart, 2004). Anak-anak paling sering berselancar di Web untuk permainan dan musik, tetapi mereka juga mencari informasi untuk laporan sekolah dan kepentingan pribadi (Kelompok Riset Environics, 2001; Lenhart dkk 2001).

Sebagai contoh, meskipun banyaka anak menggunakan Hotmail (http://hotmail.com) atau yahoo (http://mail.yahoo.com) akun tersedia untuk semua orang, layanan e-mail khusus anak-anak seperti KidMail (http://kidmail.net) dan SurfBuddies (http://www.surfbuddies.com) memberikan bebas spam, e-mail yang aman untuk biaya yang kecil. Yahooligans (http://yahooligans.com) dan Ask Jeeves untuk anak-anak (http://www.ajkids.com/) adalah direktori pencarian yang dirancang khusus untuk anak-anak. Sejumlah perusahaan media, seperti Public Broadcasting Corporation (http://pbskids.org/), Warner Brothers (misalnya,http://harrypotter.com), dan Scholastic (misalnya http://scholastic.com/kids/) telah mengembangkan informasi dan sumber daya permainan untuk pemirsa anak-anak mereka.

Akhirnya, akses internet anak-anak dapat dikontrol melalui penggunaan program filtering, seperti Net Nanny (http://netnanny.com/) atau cyber sitter (http://www.Cybersitter.com/) dan browser anak-anak, seperti zExplorer (http://zexplorer.com/). Juga, kebanyakan dari sumber daya yang terlalu ketat, misalnya, karena “dewasa” isi dari beberapa artikel ensiklopedia, anak-anak tidak dapat mengakses sumber daya dimana-mana seperti World Book Ensyclopedia melalui banyak sumber daya.

PERHATIAN

Secara historis orang tua, guru, pembuat kebijakan dan pers telah prihatin tentang efek buruk pada anak-anak tentang media baru pada anak-anak (Gackenbach & Ellerman, 1998; Paik, 2001: Wartella & Jennings 2000). Karena internet dapat diakses secara bebas, kritikus juga prihatin tentang anak-anak yang terkena masalah, mereka tidak bisa memahami atau mengatasi, seperti pornografi dan kebencian.

PENGEMBANGAN SOSIAL

Mereka belajar secara kritis mengevaluasi karakteristik yang mendefinisikan diri mereka dan mereka belajar untuk mengontrol perilaku mereka untuk beradaptasi dengan norma-norma masyarakat dan nilai-nilai. Mengingat bahwa banyak anak tertarik pada internet dikamar tidur mereka (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004), kekhawatiran ini mungkin berlaku. Kraut dkk (1998) melaporkan hasil survei pengguna internet pertama kali sebagai bagian dari studi HomeNet longitudinal dilakukan tahun 1995-1998 mengenai dampak internet pada interaksi sosialGross (2004) berpendapat bahwa, karena lebih banyak anak-anak lebih menggunakan internet, lebih banyak teman-teman mereka akan juga, dan internet akan benar-benar menjadi salah satu bentuk yang lebih untuk komunikasi dan interaksi.

Stern (2002) menganalisis Web site pribadi ‘gadis remaja’. Stern berpendapat bahwa internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka berkembang secara sosial dan seksual. Pesan instan akan menjadi bentuk yang paling umum komunikasi di internet (Kelompok Riset Environics, 2001: Ipsos-Reid, 2004, Law, 2004).

Demikian pula Gross (2004) menyurvei remaja usia 11-16 tahun dan tidak menemukan hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan online dan ukuran kesepian, kecemasan sosial, depresi atau kepuasan kehidupan sehari-hari. Sampel mereka berasal dari suatu studi Amerika Serikat yang besar, survei Keselamatan Internet Pemuda, dilakukan pada tahun 1999-2000 dengan anak-anak berusia 10-17 tahun (Finkelhor dkk 2000) Et. Wolak dkk (2002,2003), dengan mengunakan sampel yang sama seperti Ybarra dkk, menemukan bahwa anak-anak yang melaporkan gejala depresi dan telah menjadi korban dalam beberapa cara mempunyai hubungan pribadi yang lebih dekat dengan orang yang mereka temui diinternet dari pada anak-anak yang tidak sebagai masalah.

Turkle (1995) berpendapat bahwa game dungeon multi-user memberikan kesempatan penting bagi orang untuk bereksperimen dengan diri yang berbeda dan dengan demikian memperbaiki konsep diri mereka sendiri. Subramanyam dkk (2004) menganalisis suatu transkrip 30 menit dari chat room remaja yang terdiri dari 52 peserta yang berbeda. Subramanyam dkk menyimpulkan bahwa internet mampu menyediakan lingkungan sosial yang aman dimana remaja dapat mendiskusikan topik memalukan dan praktik hubungan sosial.

Suzuki dan Calzo (2004) meneliti postingan untuk masalah umum remaja dan papan diskusi seksualitas selama periode satu bulan dan posting ditemukan mirip dengan yang ditemukan oleh Subramanyam dkk (2004). Peneliti lain juga berpendapat bahwa internet bisa menjadi sumber informasi yang penting dan ukungan dan topik sosial yang tabu atau memalukan (Boies dkk 2004; Gray dkk, 2005 Longo dkk 2002).

Greenfield (2004a) bagaimanapun, memperingatkan bahwa kebebasan berekspresi di chat room mungkin tidak selalu berhubungan dengan perkembangan positif. Secara bersama-sama, dan mengenali peringatan yang dinyatakan oleh Greenfield (2004), penelitian dalam pengembangan sosial dan internet dilakukan sampai saat ini menunjukan bahwa, dari pada membawa anak-anak ke isolasi sosial dan kekurangan , internet dapat menyediakan lingkungan yang positif bagi perkembangan sosial.

PENGUNGKAPAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA PORNOGRAFI DAN KEBENCIAN

Pornografi adalah lazim diseluruh internet, gambar-gambar porno yang tersedia di jutaan web site, dan melalui ratusan ribu sumber internet. Anak dapat sengaja mengakses pornografi meskipun web search (misalnya mencari seks di google) atau mengetik URL mungkin (http://www.sex.com misalnya). Hal ini dapat terjadi melalui kombinasi yang tidak bersalah atas beberapa kata kunci yang berarti ganda.

Mitchell dkk (2003a) menganalisis data dari Survei Keamanan Internet Pemuda (Finkelhor dkk 2000) seperempat anak-anak yang diwawancara menunjukan mereka telah sengaja diekspos ke pornografi, 75% melalui web site dan 25% melalui e-mail atau pesan instan. Anak-anak diekspos ke seksualitas di media lain termasuk video music, film, majalah dan televisi. Pada akhirnya, kekhawatiran tentang konsekwensi yang merugikan dari paparan yang sengaja atau bertujuan untuk pornografi di internet mungkin hanya sebuah mitos perkotaan (Potter & Potter,2001).

Gerstenfeld dkk (2003) melakukan analisis isi situs internet yang diselenggarakan oleh nasionalis kulit putih. Meskipun Turpin-petrosino (2002) menemukan bahwa sangat sedikit siswa SMA silaporkan kontak dengan kelompok kebencian melalui internet, Gerstenfeld dkk (2003) berpendapat bahwa kehadiran internet dari kelompok ini terlalu halus untuk kebanyakan anak-anak dan remaja untuk dimengerti . Premis ini didukung oleh penelitian Lee dan Leet (2002) pada persuasi situs kebencian dengan remaja.

Temuan Lee dan Leet mengenai efek persuasif pesan implisit pada remaja yang naïf sangat penting mengingat bahwa kelompok-kelompok ekstremis menggunakan internet untuk merekrut anggota baru (Turpin-petrosino, 2002). Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk., 2000) menganalisis pertanyaan tentang ajakan seksual dari Survei Keselamatan Internet Pemuda 1999-2000. Hampir 20% dari responden berusia 10-17 tahun melaporkan penerimaan suatu ajakan seksual yang tidak diinginkan melalui e-mail atau chatting. Anak-anak yang lebih tua, berusia 14-17 tahun dalam Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk; 2001) studi melaporkan ajakan yang lebih sering dari pada anak-anak muda berusia 10-13 tahun dan dua kali banyak perempuan melaporkan ajakan dari anak laki-laki.

Karakteristik keluarga bermasalah dan kehidupan pribadi dan perilaku beresiko yang Mitchell dkk temukan dalam kaitannya dengan predasi internet, juga mencirikan anak-anak dan remaja yang ditargetkan oleh predator seksual offline (lih. Downbrowski dkk 2004). Finkelhor (2000; Mitchell dkk, 2000) juga menemukan bahwa kontrol seperti aturan orang tua dan perangkat lunak penyaringan tidak terkait dengan laporan ajakan seksual. Umumnya predator internet menggunakan berbagai teknik canggih untuk mengumpulkan informasi dan mendengarkan secara diam-diam pada korban potensial (Downski dkk 2004; McGrath & Casey, 2002). Hanya setengah dari anak-anak yang melaporkan ajakan seksual dalam Finkelhor dkk (2000, Mitchell dkk, 2001) penelitian melaporkan kejadian kepada seseorang dan hanya separuh dari mereka dilaporkan kepada orang tua.

Wolak dkk (2003a) menganalisis penangkapan yang dilakukan Amerika Serikat selama 2000-2001 untuk kejahatan seksual internet yang melibatkan anak-anak dan menemukan 508 kasus dimana sebuah predator diduga menggunakan internet untuk memikat anak dan selanjutnya 644 kasus menyamar dimana seorang yang diduga keras predator yang menggunakan internet untuk memikat agen penegakan hukum yang berpose sebagai seorang anak. Mitchell dkk (2005) meneliti sampel dari penangkapan ini dan menemukan banyak yang berhasil ditindak atau mengaku bersalah. Mitchell dkk (2005) menyimpulkan bahwa internet telah meningkatkan kemampuan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan terhadap anak-anak.

Survey Keamanan Internet Pemuda juga menanyakan anak-anak tentang pelecehan online dan bullying (mengganggu). Finkelhor dkk (2000) melaporkan bahwa 6% dari responden mengindikasikan mereka telah dilecehkan di internet, dengan anak-anak yang lebih tua kemungkinan menjadi target dari pelecehan.

Ybarra berpendapat bahwa hubungan antara depresi dan pelecehan membuat pelecehan Internet menjadi suatu masalah kesehatan mental yang penting. Ybarra dan Mitchell (2004b) menganalisis karakteristik anak-anak dari Survei Keamanan Internet Pemuda yang melaporkan pelecehan lain pada Internet. Ybarra dan Mitchell berpendapat bahwa anonimitas dari internet mungkin memungkinkan beberapa anak untuk mengadopsi suatu pribadi yang lebih agresif daripada mereka mengekspresikan kehidupan yang nyata.

MENJADI “INTERNET-YANG BIJAK”

Tiga pendekatan telah digunakan untuk melindungi anak-anak dari efek merusak dari Internet. Satu pendekatan adalah untuk melegalisasi apa bahan yang dapat didistribusikan di Internet. Undang-undang Online Perlindungan Anak (COPA) disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1998, melarang penyedia layanan Internet komersial dari mendistribusikan konten yang pantas untuk anak di bawah umur.

Sebagian, ini berasal dari undang-undang. Undang-undang Perlindungan Internet Anak-Anak (CIPA.), yang diluluskan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 2000, membutuhkan sekolah dan perpustakaan umum untuk menginstal perangkat lunak penyaringan pada semua komputer dalam rangka untuk ia memenuhi persyaratan untuk pendanaan federal.

Demikian pula laporan konsumen (“Perangkat Lunak Penyaringan.” 2005) studi tentang penyaringan perangkat lunak menemukan bahwa perangkat lunak yang paling diblokir pornografi sangat baik tetapi juga pendidikan seks situs diblokir dan isu gender.

Penggunaan perangkat lunak penyaringan juga tidak muncul untuk mencegah ajakan seksual yang tidak diinginkan (Mitchell dkk 2001). Penilaian kritis seperti yang mengenai internet membutuhkan anak-anak untuk menilai penulis dan host dari sumber daya Internet; tujuan dan target pembaca untuk sumber daya, akurasi, objektivitas, kelengkapan, dan mata uang suatu informasi, dan relevansi sumber daya Internet untuk mereka (Varnhagen, 2002).

Memang, Brem dkk (2001) menemukan bahwa remaja mengevaluasi secara ilmiah valid dan Web sites yang memperdaya dan sangat tidak kritis dari informasi yang mereka ditemukan. Sebagai contoh, para siswa lebih mengandalkan fitur permukaan, seperti jumlah link ke situs lain, dalam evaluasi informasi mereka.

Anak-anak perlu belajar untuk secara kritis menilai sumber daya dan komunikasi pertemuan di Internet. Pustakawan dan guru telah mengembangkan sejumlah sumber daya literasi informasi untuk membantu anak-anak belajar untuk secara kritis menilai sumber daya informasi (Schrock, 2001).

WebAware juga mencakup tips keamanan bagi orangtua anak-anak dari berbagai usia, seperti menggunakan mesin ramah anak dengan anak berusia 5 sampai 7 tahun dan remaja mendorong untuk masuk hanya moderator chat room. SafeKids.com (http://safekids.com) dan SafetyTeens.com (http://wwwsaleteens.com) menyediakan sumber daya yang sama untuk anak-anak dan orang tua. Cyber Angels (http://www.cyherangels.org/) menyediakan berbagai sumber daya di berbagai kejahatan internet (misalnya, pornografi anak, pencurian identitas) untuk orang tua dan pendidik serta formulir online untuk melaporkan dugaan kasus pornografi anak.

Telah mengembangkan sejumlah permainan yang tersedia untuk anak-anak, mulai dari Playground Privasi: Petualangan Pertama Tiga Cyberpigs Kecil, permainan untuk anak-anak, usia 8-10 tahun, tentang teknik pemasaran dan perlindungan privasi, untuk Joe Cool / Joe Fool, kuis bagi remaja tentang web surfing yang aman.

Dalam evaluasi sumber daya (Cabang Associates, 2002), anak-anak dari usia 6 sampai 18 meningkatkan pengetahuan mereka tentang keamanan internet melalui berinteraksi dengan sumber daya dan lebih dari tiga-perempat remaja mengindikasikan bahwa mereka akan mengubah perilaku mereka di Internet sebagai hasil dari apa yang telah mereka pelajari melalui NetSmartz.

Hubungan antara niat dan perilaku yang sebenarnya kompleks (lihat. Ajzen, 2001), bagaimanapun, dan anak-anak tidak dapat menerjemahkan pengetahuan baru mereka dan sikap terhadap Internet untuk perilaku yang aman di Internet. Sebuah aplikasi obrolan cerdas "buddy" bisa menunjukkan posting menyakitkan kita atau komunikasi berpotensi tidak aman. Sampai solusi perangkat lunak cerdas dikembangkan, aplikasi checklist sederhana dapat dibuat untuk mengapung di atas browser Internet dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penilaian kritis yang membantu anak-anak berhenti dan berpikir seperti mereka mengeksplorasi Internet.

Internet adalah lingkungan virtual tak terbatas dengan banyak kemungkinan untuk perkembangan anak dan eksplorasi yang positif. Anak-anak bisa mengunjungi banyak tempat, mengeksplorasi banyak budaya, mencoba banyak teknologi dan berkomunikasi dengan banyak orang yang berbeda. Pengalaman ini membantu anak-anak mengembangkan kognitif dan sosial. Internet juga memiliki sisi yang buruk. Anak-anak bisa terkena pornografi dan kebencian, dilecehkan, mengintai, dan diculik. Dengan memberdayakan, anak-anak kita untuk mendapatkan keterampilan penilaian kritis dan menjadi Internet-bijaksana, kita dapat membantu mereka memperluas pikiran mereka dan dunia yang aman melalui Internet.

Nama Kelompok :

1. Ardella Yundhalisna 14509825

2. Intan Permata Sari 10509259

3. Nungky Winanda 16509694

4. Okky Yudistira 15509565

5. Sari Anggreini 15509021

Kelas : 2PA03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar